SURAT DARI MASA LALUMU
Kekasih hatiku yang baik hati, tak terasa sudah ribuan hari aku jalanin waktu cuman sama kamu. Selama ribuan hari itu hanya kamu yang membuat warna warni di hati aku yang gelap ini. Membuat semuanya menjadi lebih indah dari apa yang pernah aku tahu sebelumnya. Seorang kekasih, yang merangkap seorang teman; teman bermain, teman beradu pendapat, teman bertukar pikiran, teman pelampiasan, teman mengadu, seorang penasehat yang pandai memberi masukan atas semua masalah aku. Kamu bisa jadi semua itu, aku suka semua yang ada di diri kamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, aku tau, aku tau kamu bosan mendengar kata I love you yang sering aku ucap, tolong dengar dan jawablah. Karena aku akan tetap melakukan itu selama aku mencintaimu terus dan terus sampai aku tak tau lagi kata apa yang harus aku katakan kepadamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, Rasanya baru kemarin aku ketemu kamu di kos-kosan dan dengan malu2 ajak kamu kenalan. Rasanya baru kemarin juga aku terima telfon kamu yang cuman mau dengar Halo dari aku. Rasanya baru kemarin seluruh badan aku kedinginan karena aku takut ketemu sama kamu. Kenapa aku bisa sampai kaya gini? Dan aku masih merasa seperti baru terjadi di hari kemarin kamu juga bilang cinta sama aku di pantai jimbaran, tengah lautan, saling berpelukan.
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini entah apa yang masuk dalam pikiranku sehingga teringat akan kamu. Setelah kamu melihat betapa kucurahkan perasaanku di pantai itu. Setelah aku sering sedih, setelah aku sering tertawa, setelah amarahku, Setelah kata pisah yang gampang sekali kamu ucapkan yang ternyata tak bisa juga memisahkan cinta aku sama kamu.
Kekasih hatiku yang baik, aku mohon maaf kepadamu kalau aku membuatmu jengkel atau bete seharian. Seperti kita tahu, tak satu pun di dunia ini akan sama lagi jika kau sudah pernah melihatnya sebelumnya. Seperti kamu dan aku, setiap hari kita menjadi dua orang yang berbeda. Setiap hari kita berubah dan setiap hari aku berusaha mengenal sisi dirimu yang lain, yang berubah itu, dan setiap hari juga aku mengagumi dirimu yang berubah dan tidak sama lagi: mungkin tinggimu bertambah panjang sekian milimeter :-D mungkin pipimu yang bertambah chubby karena sering kucium, mungkin matamu memerah karena banyak kubuat menangis, mungkin rambut keritingmu yang terlihat lebih kusut daripada hari sebelumnya, mungkin kau lebih wangi atau justru agak bau, mungkin kau terlihat sedang kesal, mungkin kau begitu cantik dan ceria—aku selalu jatuh cinta pada perubahan-perubahanmu, itulah sebabnya setiap hari aku selalu jatuh cinta padamu. Lagi dan lagi. Tapi, bila kelak kamu menyaksikan perubahan diriku, saat aku nanti jadi jelek dan bau, dan tua, dan berantakan, dan sakit-sakitan, dan kantung mataku semakin membesar dan hitam, dan mulutku yang bisu, dan kakiku yang tidak lagi bisa berjalan, dan gigiku ompong, apakah kau masih akan tetap mencintaiku?
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku sama kamu mungkin gak seperti cerita Aladdin and Jasmine di lagu yang aku nyanyiin, yang menyatukan cinta di atas semua perbedaan dan pertentangan akan hubungan mereka. Tidak juga seperti Radit dan Jani yang hidup berantakan di atas cinta mereka. Kamu hanya Juliet dan aku Romeo yang sudah hampir mati terbunuh karena terus mencintai kamu. Bukankah aku benar kalau kamu benar mencintaiku? Bukan sekedar kata2 dan bohong dari mulut kamu itu kan?
Kekasih hatiku yang baik hati, Sungguh, aku benar-benar takut jika kamu mungkin tidak akan ada lagi di samping aku. Nggak lagi nemenin aku nonton di bioskop kesayangan kita (21cinepleks.com). Enggak ada lagi kamu di boncengan motorku dan meluk aku dari belakang, nungguin aku pulang kerja atau injekin punggung aku kalau aku lagi pegel. Aku juga nggak akan lagi datang bawa tempe gorengan kesukaan kamu atau duduk bersama makan masakan kamu yang keasinan itu. Sungguh aku benar-benar takut ketika suatu hari kamu nggak lagi kenal sama aku. Ketika semua cerita ini cuman menjadi salah satu memori di kardus tempat barang-barang bekas kamu. Cerita di status facebook kamu, atau sebuah foto usang di instagram kamu.
Ah kekasih hatiku yang baik hati, kalau memang hari itu akan tiba. Hari disaat kamu akan melepasku dan kita tidak akan bertemu lagi dalam jangka waktu yang lama, tolong jangan lupakan semua cerita yang pernah aku dan kamu buat. Jangan pernah tinggalkan aku di dalam kuburan kenangan masa lalumu, jangan! Tinggalkan saja di hatimu. Tolong berikan ruang sedikit untuk nama aku tinggal. Dan nanti ketika kamu bertemu denganku, sapalah! Sungguh, aku pasti masih akan sangat mengenalmu.
Kekasih hatiku yang baik hati, berdiam dirilah sejenak ketika kamu hendak berpaling dan melihat pria yang jauh lebih segalanya dari aku. Tolong, aku harap berdiam dirilah sejenak! Tolong ingat semua yang sudah kita lakukan. Ingatlah ketika kamu menangis dan bilang “aku nggak bisa tanpa kamu”, karena sesungguhnya akupun nggak bisa kalau harus tanpa kamu. Bukankah masalah kita hanya perbedaan? Bukankah walaupun kita berbeda kita masih bisa melihat bulan yang sama? Benar kan kalau kita masih akan bisa melihat bulan yang sama? Jadi, tolong hentikan niatan untuk berpaling dan melihat pria lain di saat kamu dipaksa keadaanmu, situasimu, keluargamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, Tetapi, kalau itu tidak bisa menghentikan niatmu untuk berpaling, aku hanya berharap semoga pria itu jauh lebih baik dari aku dan semoga dia akan terus menjagamu dan tidak membiarkanmu berpaling lagi seperti aku yang tidak bisa menjagamu. Mungkin kamu akan marah aku bilang begini, tapi, bukankah berkata nanti akan lebih menyakitkan? Bukankah lebih baik sekarang berkata? Dan kekasihku, aku tidak akan pernah menghentikan kamu jika suatu hari nanti kamu menemukan pria yang mungkin lebih baik dari aku. Aku akan merelakan kamu dan juga aku berjanji tidak akan lagi mengusik hidup kamu. Tapi seperti aku bilang sebelumnya, tolong ingat aku!
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini sudah 4000 hari! Apa kamu ingat? Kamu bahagia? Aku sangat bahagia. Aku tau tidak ada perayaan meriah di hari jadi kita yang ke dua belas tahun, tahun ini, aku nggak punya cukup uang untuk melamarmu atau sekedar memberimu perhatian seperti tahun-tahun lalu. Aku juga tidak berharap kamu memberiku sesuatu. Aku tau, aku nggak bisa jadi laki-laki romantis dengan bunga, cokelat, atau boneka. Aku cuman memberikan perhatianku yang setulusnya untuk kamu. Cintaku yang terdalam, sisa-sisa kepingan hatiku yang masih berdenyut untuk kamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, aku gak akan berdoa dan berharap tahun depan akan bisa melamar kamu. Aku tidak akan bilang kalau “tahun depan kita menikah yaa”. Itu akan sangat memberatkanmu. Aku tidak pernah memaksamu untuk mencintaiku. Aku mencintaimu bukan berarti kamu juga harus sama mencintai aku. Aku hanya ingin kamu tau kalau aku mencintaimu sekarang saat aku tulis ini, aku sangat mencintai kamu. Dan tolong jangan ucapkan kalau kamu akan mulai hidup baru denganku di tahun depan. Karena jika itu tidak terjadi, aku akan sangat sedih. Percayalah, tanpa berkata begitupun, aku akan berusaha menjagamu agar kita menikah di tahun depan. Aku tidak akan mengucapkannya, aku hanya akan berusaha untuk mewujudkannya.
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku tahu kamu pemalas dan aku mohon maaf karena aku menuliskannya terlalu panjang. Suatu saat nanti, di saat kita sudah berjauhan, di saat kata I love you bukan lagi dari mulut aku, dan di saat mungkin kamu sudah menimang anak, menjadi ibu dari anak-anak yang sangat mencintaimu, juga membuat sarapan untuk suami masa depanmu, tolong aku ingin kau membacanya sekali lagi. Mungkin akan agak sulit bagimu menyelesaikan membacanya, sebab terlalu panjang dan berbelit-belit dan juga tidak lagi penting. Tapi kumohon, bersabarlah, bacalah pelan-pelan sampai selesai.
Kekasih hatiku yang baik hati, Inilah surat yang kutulis untukmu saat usiaku dua hari lagi menjadi tiga puluh dua. Saat kelak kaubaca lagi suratku ini, jika kelak kau tak sengaja menemukannya di antara tumpukkan benda-benda usang yang lain, kumohon padamu jangan mengabaikannya, bukalah lipatannya dan bacalah pelan-pelan agar kau bisa menangkap pesanku dengan jelas. Walaupun aku sulit mengingat, tapi inilah surat yang aku tulis untuk hari ke 4000 kita. Ingatlah nama aku, saat kita pertama kali bertemu dan saling menatap dengan senyum simpul yang malu-malu, saat betapa sulitnya aku mendapatkan perhatianmu dan mengakui bahwa aku jatuh cinta padamu. Kalau saat itu datang padamu, saat ketika kau membaca surat ini di masa yang akan datang, mungkin aku sudah sangat tua dan rapuh dan terbaring lemah di tempat tidurku atau barangkali aku sudah tiada, atau mungkin aku masih bisa menemanimu membaca ini. Berbaik hatilah, segeralah jawab pertanyaanku: Apakah kau masih ingat namaku? Apakah kau ingat aku pernah sangat mencintaimu?
14 Nov 2010 - iLUSM KaVe
14 Nov 2010 - iLUSM KaVe
Terinspirasi dari http://m.kaskus.co.id/thread/53c156c7a4cb1772018b457d/kalau-udah-pacaran-9-tahun-terus-putus-gimana-perasaannya-gan-masukkk-yuk
Comments
Post a Comment