MENGEJAR MAS MAS

Weizzz... judulnya koq aneh?
seperti judul film..
tapi koq yang nulis cowo?
hmmm..... !?!?!? *tanda-tandanya.... bunga asmara telah bersemi sekali lagi..



Asli maksud gw bukan ke arah sana... memang sih, gw akhir-akhir ini sering banget mengejar Mas - Mas, tapi bukan buat dipacarin apalagi ditidurin.. walah.. adu pedang sang kapiten nanti !!

Gw mengejar mas - mas tu buat menyelesaikan kerjaan di kantor dan proyek gw yang benar-benar mumetin dan pusing bikin kepala mau dibenturin ke tembok aja. Ciaaattttt... dyeeeerrrrr.... bleh ebleh ebleh... 



Mas-mas yang gw kejar itu para tukang dan mandor yang perlu gw supervisi dalam kerjaan gw. Maklum sekarang gw disuruh handle macem-macem sama bos jadinya gw yang pusing sendiri, dia tenang-tenang aja di Paris tinggal nunggu kabar kerjaan beres sambil candle light dinner dan dugem... candle light dinner : makan candle buat dinner.. wkwkwk.. ngga gitu juga keleeesss.. yahh, namanya juga kerja ama orang, nasib jadi kuli cape sendiri.

Nah, berhubung tanggung jawab besar yang gw usung sebagai perwakilan dari si bos, jadi gw yang harus mengupayakan segala macam cara untuk bisa menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang diharapkan dari klien-klien si bos.

Untuk mendapatkan kualitas yang super tersebut, haruslah orang-orang khusus yang dipakai dalam pekerjaannya. Harganya juga so pasti SUPER.
Tukangnya bos gw itu hariannya di atas 100-150 ribu semua, bahkan para mandor sudah lebih dari 200 sampai 500 seharinya. Memang SUPER.
Bayangin aja dengan harga pokok seperti itu, berapa harga yang di charge sama bos gw ke kliennya? SUPER - MAN.



Jadi, dengan harga yang lumayan besar tersebut, maka hasil pekerjaan dan waktu kerja yang diharapkan dari klien gw itu sangat tinggi ekspetasinya.
Kualitas super - waktu super cepat. Alias Superman kesamber Flash.
Yang kewalahan? Yaa gw lah..

Jaman sekarang, anehnya itu para tukang dan mandor-mandor seperti tidak butuh pekerjaan. Gw ngga tau apa itu cuma di Bali aja atau di tempat lain juga modelnya seperti itu.
Asli susah banget cari orang yang mau bekerja untuk uang.
Mereka sepertinya mau bekerja dengan segala kemudahn dan lainnya, walaupun bayarannya nanti dikurangi.
Pekerjaan yang seminggu cuma mau dikerjakan dalam 3 hari. Memang sih selesai, dan hasilnya pun cukup memuaskan, tapi mengapa justru mereka tidak mau punya waktu lebih 2 hari untuk menambah kesempurnaan dalam pekerjaannya tersebut? toh tetap dibayar dan memang hasilnya pasti lebih baik apabila kita memeriksa ulang pekerjaan kita.
Dimana-mana Human Error tu pasti ada walau setitik.

Ehhh, malah mereka memilih untuk tinggal di rumah, tidak melakukan apa-apa, alias bersantai-santai ria.

Heran.
Mungkin kalau alasannya untuk menemani keluarga atupun keperluan penting lainnya gw masih mikir masuk akal. Tapi kalau keluarga di Jawa, dan asli tidak ada kerjaan apa-apa untuk hari itu, lho koq menolak uang?
Hebat. 
Gw aja masih berpikir kalau rejeki itu ada batasan waktunya.
Kalau sampai sekarang masih dikasih rejeki untuk bisa makan nasi dengan lauk, maka diupayakan untuk bisa terus mengais rejeki itu, karena bisa jadi nantinya kita belum tentu dapat rejeki seperti itu lagi. 
Bukan maksudnya menjadi budak uang, tapi bersikap profesional dalam pekerjaan - memberikan semua jerih upaya sewaktu dibutuhkan.

Kalau sudah tidak dibutuhkan yaa silahkan untuk bisa bersantai ria, silahkan menolak semua pekerjaan apabila memang sudah merasa cukup.
Tapi kalau hidup pun masih berkekurangan, dan ketika membutuhkan dana terpaksa harus meminta-minta pekerjaan dan giliran dikasih pekerjaan itu bersikap seolah-olah tidak butuh uang, itu namanya tidak berpikir profesional.

Jadilah gw yang terpaksa harus "Mengejar Mas Mas" untuk mencari tukang dan mandor yang mau bekerja benar, dan masih "membutuhkan" rejeki.

Saking banyaknya orang yang menganggap rejeki itu dari Tuhan dan sudah diatur sehingga mereka berpikir pekerjaan yang datang agak sedikit susah itu bukan rejeki dari Tuhan.

Lhaaa... emang Tuhan menciptakan kita untuk duduk diam di tempat dan ada tangan dari langit yang menyuapi kita !?!? Kita diberikan akal budi, tangan dan kaki, mata dan semua indera untuk bisa berkarya... bisa mencukupi kebutuhan kita sendiri.. dan ujungnya menjaga dan mencukupi kebutuhan keluarga.
Bukan tangan buat disandarin kepala di bawah pohon sambil nunggu makan dari Surga kaleee...


Alhasil, dengan segala jerih upaya yang gw lakukan untuk mengejar para mas mas dan menyelesaikan pekerjaan selalu dengan kualitas terbaik, maka ada aja rejekinya dari tempat-tempat yang tidak terduga.

Bahkan untuk para mandor dan tukang yang mau bekerja setelah "dikejar" dan ikut memberikan semua jerih dan upayanya, diberikan hasil lebih dari yang dijanjikan dan tentunya sangat memuaskan lahir dan batin.

Maka dari itu, hendaklah kita selalu berpikir dalam bertindak, ...berpikirnya kalau bisa tidak dengan kaki diangkat biar ga mikirnya leha-leha aja..

Dan akhirnya gw masih mengejar mas-mas sore ini...
Massss..... Massss.... KKKKKKKKKKKkkkkkkkkuncinya ketinggalan !!






Comments

Popular posts from this blog

Penyesalan itu datang di akhir, kalau di awal itu Pendaftaran

KARMAPHALA

MULUTMU HARIMAUMU