CINTA ITU BUTO... IJO



People say that you're no good for me
People say it constantly
I hear it said so much I repeat it in my sleep

Maybe I am just a fool for you
Maybe you're no angel too
But all that talk is cheap
When I'm alone with you

If love is blind
I'll find my way with you
Cause I can't see myself
Not in love with you
If love is blind
I'll find my way with you

All the world is crazy anyway
What's it matter what they say
If I'm the one that's wrong
Then let in be my mistake

If love is blind
I'll find my way with you
Cause I can't see myself
I'm not in love with you
If love is blind
I'll find my way with you 

*Tiffany - If Love is Blind --> lagu jadul banget nih.. ketauan deh gw angkatan jadul X_x

Cinta itu buta, katanya orang jaman dulu. Nenek gw pun pernah menyatakannya dalam sebuah cerita, dimana dia dijodohkan, eh bukan dijodohkan malah.. dikawinkan oleh orang tuanya dengan kakek gw dengan alasan takut dia diambil sama tentara-tentara jepang yang saat itu masih merajalela menjajah bumi tercinta Indonesia ini. Takut dijadikan Jugun Ianfu ceritanya.
Jadi dia menikahi kakek gw dengan kebutaan cinta, lho, perasaan maksud dari istilah cinta itu buta beda deh sama pengertian itu.
Sabar, ceritanya belum selesai disitu. 
Dari kebutaan cinta yang dialami nenek gw terhadap kakek gw itu, lama-kelamaan tumbuhlah rasa cinta yang sebenarnya diantara mereka berdua. Rasa yang tumbuh karena kebersamaan dan kenyamanan.

Disitu bisa dilihat bahwa memang sebenarnya cinta itu buta, tidak melihat dengan mata kepala sendiri, dengan mata fisik. Tapi cinta itu tumbuh atau ada tanpa disengaja. Karena memang cinta itu datangnya dari hati, dan hati tidak punya mata (walaupun orang-orang bersikeras untuk melihat dengan mata hati - padahal tanya saja sama anak-anak kedokteran atau professor sekalipun. Hati itu di dalam tubuh, tidak punya mata, a.k.a tidak bisa melihat)
*sekalian nih buat orang-orang yang kurang jelas berbahasa inggris... hati itu liver, bukan heart (jantung) jadi kalau bilang hatimu remuk, pegang rongga tubuh bagian kanan - jangan pegang jantung loe !

Cinta itu buta, katanya...

Buat gw, hal itu memang kejadian banget. Sering gw alami dalam kehidupan percintaan gw yang morat-marit ini, apalagi beberapa tahun lalu ketika gw belum menemukan soulmate gw..
Buta akan kejelekan pasangan gw padahal terang-terangan sudah dinasehati sama orang-orang yang sayang sama gw. Buta akan kebodohan yang gw lakukan demi pasangan gw.
"Tak pernah ku mengerti aku segila ini... Aku hidup untukmu, aku mati tanpamu... Tak pernah ku sadari aku sebodoh ini... Aku hidup untukmu, aku mati tanpamu" - Noah / Hidup Untukmu, Mati Tanpamu.
Cinta itu butuh pengorbanan, pengorbanan itu butuh keikhlasan, dan keikhlasan itu butuh kekuatan.
Jadi bisa juga dibilang bahwa cinta itu menguras tenaga kita karena kita harus kuat dalam bercinta (bukannnnnnn... bukan kuat "lama" bercinta... X_x dasar piktorrrrr)
Maksudnya disini itu kuat dalam mempertahankan cinta kita. Atas dasar apa hubungan kita itu dibangun. Atas dasar kepercayaan - harus kuat mempercayai pasangan kita walaupun tidak bisa dilihat/didengar/dirasakan.
Atas dasar kebersamaan - harus kuat dalam kebersamaan, walaupun susah ataupun senang ditanggung bersama-sama. Jangan hanya pada saat senang mau bersama dan saat susah maunya sendiri. Seperti lagu ciptaan orang-orang barat yang terkenal itu... "Ada uang abang sayang, tak ada uang abang jadi apel... alias malang". Hallaaaaahhh, dangdut kaleeee X_x Ha E dobel eLL OOOOOOOOO...
Cinta itu Buta, katanya...




Kisah "kebutaan" gw yang terakhir gw alami ketika gw terjerumus dalam lembah ke-galau-an yang teramat sangat dalam... ketika gw merasa menemukan Dream Girl yang gw idam-idamkan untuk menjadi pasangan gw dan ternyata dia memilih untuk mengkhianati cinta gw yang tulus padanya. Hopeless banget lah gw saat itu. Mencoba mendekati cewe lain yang baik, sangat baik dalam segala hal. Tapi sayang, gw merasa dia terlalu baik untuk gw. Gw takut merusak makhluk ciptaannya yang murni, tulus dan penuh dengan kasih sayang. Jadi gw mundur dan memilih untuk hidup menderita dengan segala kebobrokan gw sendiri.

Dalam keterpurukan gw, datanglah sesosok wanita.. bukan cewe. Wanita itu kelasnya lebih tinggi dari cewe. Karena dia sudah memiliki pemikiran yang lebih maju, ke depan dan sudah mengalami pahit-manisnya kehidupan ini.
Dia mengajarkan gw banyak hal, memberikan kasih sayang yang amat sangat besar untuk gw.
Mendidik gw dan menunjukkan jalan hidup yang lebih baik untuk gw. Fokus ke arah masa depan.
Tapi mengapa di saat gw dan dia sudah teramat dekat dan kita mencoba untuk melangkah maju, tiba-tiba keadaan menjadi memburuk.
Dan setelah beberapa kejadian yang tidak bisa gw terima, gw pun memutuskan bahwa inilah saatnya untuk pergi dan menyelamatkan diri. Karena tampaknya hidup gw itu tidak berarti apa-apa untuk dia. Dengan gampangnya dia mencoba segala cara untuk menyakiti gw baik batin maupun fisik.

Setelah gw berlari, dan mencoba berpikir, gw pun tersadar. Mata gw seperti terbuka. Ternyata memang selama ini gw melakukan hubungan ini dengan "kebutaan", dengan cinta - yang buta.
Buta akan segala hal yang diperlihatkan Yang di Atas sama gw. Buta akan segala nasehat teman dan orang terdekat gw atas hubungan gw. Salah satu yang paling gw sadari adalah kata-kata sang penatto gw.. sang maestro seni dan pemikiran.. "Kalau bisa Bang, jangan menjalin hubungan dengan orang yang mempunyai beban masa lalu".
Karena gw pun mempunyai beban - koper yang berisi masa lalu gw yang pahit, menyedihkan dan memupuskan harapan. Dan akan berat bagi gw untuk melangkah maju menanggung koper lain, beban dari pasangan gw. Mungkin sama seperti orang lain, berat melangkah dengan beban yang banyak.
Beliau sendiri pun menceritakan alasan mengapa dia akhirnya memilih sang istri untuk menjalin masa depan bersama. Dia bilang bahwa istrinya itu belum pernah pacaran.. "Virgin" dalam bercinta.. (bukkkkaaaannnn... bukan perawan yang seperti itu maksudnya... dasar piktorrrr).
Dengan ke-"perawan"-annya itu, maka mudah baginya untuk sama-sama melangkah maju, dimana kita hanya membawa beban kita sendiri. Dan syukur-syukur apabila pasangan kita mau membantu membawa beban kita. Hidup akan terasa lebih ringan nantinya.
Kebutaan gw itu baru gw sadari akhirnya. Saat gw berteriak dalam hati bahwa sudah cukup dan sudah terlalu banyak hubungan itu membebani langkah hidup gw. Jadi, gw hanya bisa berkata selamat tinggal - satu frase yang sangat gw benci untuk diucapkan (baca: http://rizkydwitama.blogspot.com/2013/06/goodbyes.html )
Buat gw, cinta itu memang buta, tapi mungkin lebih cocok dibilang bahwa cinta itu BUTO IJO.. yang kata om Google itu "Buto ijo = berasal dari bahasa jawa, yang artinya raksasa dengan kulit berwarna hijau (buto = raksasa).. raksasa ini memakan rembulan pada saat gerhana, jadi dia menyebabkan kegelapan yang amat sangat kepada dunia"

Jadi cinta itu menurut gw, merupakan suatu penyebab atau pencetus dari kebutaan kita. Bukan cinta itu sendiri yang buta, tapi kita yang dibutakan oleh cinta. Oleh rasa sayang kita, oleh rasa kasihan kita ataupun oleh rasa nafsu kita.
Buto Ijo merupakan suatu hal yang keras, hal yang menakutkan dan ijo.. pastinya.
Sama seperti cinta yang keras menghadang segala rintangan, halangan dan embel-embelnya. Bisa terus ada, bertumbuh dan bersemayam dalam pikiran kita dengan segala cara. Walaupun dengan berbagai tentangan.
Menjadi buta akan semuanya, dengan anggapan bahwa cinta itu cukup. Cinta itu bisa memberikan kita semuanya. Salah besar.
Cinta itu butuh duit kata temen gw. Kalau ngga, gimana bisa mewujudkan cinta kalau kita tidak punya duit?
Perwujudan cinta seperti pernikahan, membutuhkan persiapan materi selain juga kesiapan mental. Jangankan bilang tidak mengadakan pesta resepsi pernikahan, untuk mengundang penghulu pun memerlukan suatu hal kecil yang namanya duit.
Perwujudan cinta seperti pacaran pun butuh duit. Untuk beli pulsa, beli dinner, beli hadiah dan sebagainya.
Apalagi perwujudan cinta secara intim. Setidaknya butuh kasur yang dibeli atau disewa dengan duit. Belum termasuk kelengkapan "berkendara"-nya... seperti kondom, pil kabe, spiral, pelumas, air, sabun, dll.  
Siapa yang bilang kawin cuma butuh keringet? butuh duit untuk macem-macem juga.





Nah, hubungannya dengan Buto Ijo, duit dan Buto Ijo sama-sama berwarna hijau. Mereka sama-sama membutakan kita.. kalau Buto Ijo memakan rembulan atau matahari, maka duit pun memakan pulsa listrik sehingga kita berada dalam kegelapan ketika tidak punya duit untuk membayar tunggakan listrik.
Makanya, gw berpikir bahwa memang cinta itu Buto Ijo.. membuat orang buta, mengejar duit demi cinta, ataupun meninggalkan duit demi cinta. Ujung-ujungnya akan sama. BUTA.
Sekarang gw mau melek.. mau melihat lebih jelas... walaupun harus hidup tanpa cinta (Untuk sementara.. hahaha.. gw masih membutuhkan cinta soalnya. Ga mungkin bisa hidup tanpa cinta.. kecuali dosen gw yang nenek perawan tua itu hidup sendirian kesepian terus karena kejudesannya yang cetar membahana setiap kali orang berbicara sama dia... apalagi gw yang kena damprat mulu setiap kali dia bete).
Moga-moga gw ga kehilangan harapan lagi untuk menyebarkan cinta di masa depan gw dengan soulmate gw. Karena orang tanpa harapan itu lebih buruk daripada orang buta. Lebih jelek dari orang yang tidak memiliki apa-apa. Karena seorang pemulung sampah banjir di kali Jakarta - yang sudah bisa memutasi manusia dan binatang - pun masih mempunyai harapan untuk hidup yang sangat kuat. Masa gw kalah sama dia.
Ayo bangun... ayo Adi kita main lagi...!! penyakit ayan bukan penyakit turunan.. lho, jadi iklan jadul layanan masyarakat... X_x

Ya sudahlah.. ayo dah Hati, kita main lagi...!!

*mengenang kejadian terburuk dalam hidup gw beberapa tahun lalu ketika gw harus melepaskan sosok yang menjadi harapan masa depan gw... I will love you always, but we cannot be together again.. we're volcano and tornado. Earth will blow up if we're together... GOODBYE.


Comments

Popular posts from this blog

Penyesalan itu datang di akhir, kalau di awal itu Pendaftaran

AIR MATA BUAYA

BUCKET LIST