THE MURTAUGH LIST

Habis nontonin lagi How I Met Your Mother season lama tentang The Murtaugh List, jadi inget lagi kenapa seharusnya daftar ini gw buat. 
Berhubung umur udah cukup tua, dan memang ada beberapa hal yang ngga bisa gw lakuin lagi di usia gw saat ini dan ke depannya. Walaupun belum berkeluarga dan masih menikmati kebebasan hidup, tapi tetap saja ada faktor-faktor - yang lebih banyak dikarenakan penurunan fisik karena usia - yang menyebabkan beberapa hal tidak mungkin lagi dilakukan seperti sewaktu masih "muda" dulu.

SEJARAH


The Murtaugh List ini adalah daftar yang dibuat oleh tokoh-tokoh dalam serial tersebut, karena usia mereka yang sudah beranjak dewasa dan mereka sadar dengan keterbatasan kondisi mereka. Walaupun ini serial komedi, dan kebanyakan dari episode-episodenya konyol dan sangat mengada-ada, tapi inti ide dasar dari daftar ini bisa dipikirkan secara logis dan masuk akal.

Nama Murtaugh sendiri diambil dari film Lethal Weapon, sebuah film aksi dengan pemeran utama, detektif muda Martin Riggs (Mel Gibson) dan detektif tua yang hampir pensiun - Roger Murtaugh (Danny Glover). Dalam aksi-aksinya, sang sutradara memasukkan komedi-komedi kecil di dalamnya.
Salah satunya adalah ungkapan yang menjadi ciri khas sang detektif tua - Roger Murtaugh - "I'm too old for this shit".


Dari sinilah nama Murtaugh List berawal, karena memang dalam logikanya ada beberapa hal (bahkan banyak) yang tidak bisa lagi kita lakukan karena keterbatasan usia kita.

Bagi para tokoh di serial tersebut, berikut adalah The Murtaugh List mereka a.k.a. hal-hal yang mereka sudah tidak dapat lakukan lagi dalam usia mereka saat itu.

Berhubung mereka tinggal di New York, dengan kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda dari kita, maka beberapa hal dalam daftar tersebut memang tampak tidak masuk akal bagi kita.
Maka dari itu, gw rasa perlu untuk membuat Murtaugh List sendiri, berdasarkan kehidupan yang gw alami disini. Biar agak sesuai dengan konteks hidup di Indonesia, terutama di Jakarta-Bali, tempat gw tinggal.

Ok, here we go..

*berhubung daftar ini baru pop up di ide di kepala gw, dan belum sempat berdiskusi panjang lebar sama teman-teman gw, maka gw rasa daftar ini masih bisa disebut Temporary Murtaugh List.

1. Bergadang semalaman (1x24 jam tamu wajib lapor.. eh, salah.. itu mah peraturan banjar setempat sini.. maaf..).

Seriously, siapa sih yang sanggup bergadang semalaman lagi jaman sekarang? rasanya badan sudah lumayan pegal-pegal karena duduk di depan komputer seharian dari pagi sampai sore. Belum lagi kalau ada keperluan untuk jalan keluar, survey dan lain-lain. Untuk makan siang saja kadang-kadang sudah cukup malas untuk beli makan di luar, yang ada nitip sama OB atau teman-teman agak tidak banyak energi yang terbuang.. karena energi itu lebih berguna untuk dipakai menahan rasa kantuk bekerja di depan komputer.
Sore pun, terkadang kita sudah mengantuk dan sudah lemas berasa tidak ada tenaga lagi. Yang ada ketiduran sebentar, bangun tengah malam, kelaparan, belum mandi dan susah tidur lagi sampai jam 2-3 pagi. Hasilnya: besok paginya ngantuk berat (lagi). Inget kata Bang Haji Rhoma Irama "Begadang jangan begadang"


Jadi untuk 1x24 jam mata ini untuk melek rasanya susah sekali di usia gw. Mungkin bisa dipaksakan, tapi hasilnya bisa-bisa sakit, masuk angin, dan macam-macam yang justru mengganggu pekerjaan nantinya.
Padahal sewaktu masih kuliah, bergadang 1-2 x 24 jam pun masih bisa dilakukan, apalagi dikarenakan deadline tugas kuliah yang harus dikumpulkan saat ujian (maklum, kebiasaan menerapkan sistem SKS - Sistem Kebut Semalam - yang biasa diterapkan mahasiswa "teladan").
Namun sekali lagi, usia sangat berpengaruh terhadap daftar ini. 
Jadi yaa, begadang semalaman? = X

2. Tidur di lantai 

Walaupun ini hal yang kelihatan simpel, tapi menurut gw, efeknya cetar membahana bangGet. Tidur di lantai dapat menyebabkan gangguan kehamilan dan janin (bener lho), Impotensi (mungkin kalau tidurnya ngga pakai apa-apa dan telungkup), kanker (kalau tidurnya sambil disinar x-ray/gamma berlebihan kali yaa) dan serangan jantung (tidur di lantai jalan raya - kalau ngga mati kelindas mobil, yaa serangan jantung ngeliat mobil ngerem mendadak di depan mata).
Efek yang paling dirasakan sebenarnya adalah pegel dan ngilu, sehingga untuk bergerak besoknya agak kaku dan sakit. Percaya deh, ngga enak bangGet. Just try it yourself and see what happen..


Benar, tidur di lantai ini merupakan salah satu hal yang sebisa mungkin gw hindari saat ini, berhubung memang juga keseringan mandi malam, dan angin-anginan setiap harinya di jalan maupun pantai, rasanya tulang-tulang di badan gw sudah mulai keropos dan penyakit orang tua mulai menghantui.. REMATIK (nnnnoooooooooooo !!!!).

Dulu-dulu, sewaktu kuliah atau sma, tidur di lantai merupakan hal yang wajar apabila menginap di tempat teman, atau bahkan teman yang menginap di tempat gw. Karena memang biasanya yang datang rombongan 4-5 orang (bahkan pernah di suatu malam yang dingin dan kelam, kami bersepuluh tidur bersama dalam kamar kos gw.. bayangkan apa yang terjadi paginya.. it's a miracle we still alive !!)

Hmm, tapi nomer dua ini kemungkinan bakal di rule out sama teman gw, karena sampai sekarang pun dia masih memilih untuk tidur di lantai daripada tidur di atas ranjang kalau menginap di tempat gw. We'll just put it here for a while shall we?

3. Rave all night

Rave itu istilah umumnya party atau pesta yang gila-gilaan. Dan untuk bisa pesta gila-gilaan semalaman itu ternyata perlu stamina dan pemikiran anak muda.. gw rasain banget hal ini dalam kejadian beberapa bulan sebelumnya.

Saat gw lagi desperate banget menghadapi masalah yang ada di hadapan gw, akhirnya salah seorang teman gila gw mengajak gw untuk "mencoba" melupakan sejenak masalah itu dengan cara pull out a rave all night. Di hari itu gw benar-benar berusaha melupakan sejenak masalah gw dan nasib gw yang ternyata dalam beberapa tahun ini sangat buruknya berjalan tanpa gw ketahui. Pesta gila di beberapa klub setempat, beruntung sih gw tinggal di dekat legian, jadi klub setempat pun masih bertaraf internasional.. bukan klub-klub malam remang-remang yang isinya para wallet-leeches a.k.a. cewe-cewe tukang tipu penyedot uang. Well, bukan mau nge-judge tempat-tempat seperti itu, tapi bagi gw yang uang itu masih merupakan hasil kerja keras perasan keringat dan batin gw, maka orang-orang seperti itu merupakan sesuatu yang harus dihindari.



Kembali ke ceritanya, jadi gw dan teman-teman gw nyambangin beberapa klub dan berbuat hal-hal tolol, getting drunk sampe harus teriak-teriak ketika ngobrol dan ultimately - ngga bisa pulang.
Kepaksa malam itu gw tidur di mobil sewaan yang gw BAYAR untuk pindahan teman gw - sorry to point this out bro, tapi hal-hal kecil seperti ini tampaknya terlupakan begitu saja yaa? memang nasib jadi orang baik itu selalu jadi yang tertindas - or so a little girl once told me.

Di pagi hari.. hmm mungkin lebih tepatnya siang hari yang terik, terpanggang di dalam mobil, gw terbangun dengan sakit pinggang yang amat sangat menyakitkan. Dan ternyata, dalam kesakitan itu, gw harus mengembalikan mobil sewaan itu sendiri, dan pulang ke kos sendiri dengan mengendarai motor yang gw titip di tempat penyewaan mobil itu.
Amin.. masih bisa sampai kos dengan selamat.

Hari-hari berikutnya pun sangat menyakitkan untuk dilalui, dengan sakit pinggang, masuk angin karena keringat yang deras mengucur sewaktu gw tidur terpanggang di dalam mobil dan badan yang pegal-pegal karena berjoged gila-gilaan semalaman suntuk.

Sejak hari itu, sepertinya cukup pantas kalau pesta gila semalaman dimasukkan ke dalam daftar ini. Tidak seperti dulu, dimana pesta tersebut bisa dilakukan semalaman tanpa mengalami penderitaan di hari selanjutnya - masih bisa surfing di hari sabtunya, walaupun jumat malam rave all night ke tiga tempat.

Jadi, pesta gila untuk usia gw sekarang.. hmm, masih bisa sih sebenarnya.. ok, jawaban paling bijaksananya: BOLEH HANYA PADA SAAT_SAAT ISTIMEWA TERTENTU - just on special occasions (tetep keukeuh mau party nih.. X_x).

4. Hang out sama anak SMA

Terdengar lucu, tapi ini benar, di usia gw sekarang, untuk bergaul sama anak SMA itu seperti ketika orang tua kita (ayah terutama) berusaha ikut nongkrong bersama kita dan teman-teman sewaktu SMA dahulu.

Topik yang jauh berbeda dan tidak dimengerti, orientasi pemikiran yang sudah berkembang, dan pola hidup yang sangat jauh berbeda membuat kesenjangan antara itu semua.

Seringkali kita berpikir bahwa mereka hanya sekumpulan anak ingusan yang tolol dan belum memahami bagaimana dunia ini berjalan. Tapi, bagi mereka, kita adalah orang "tua" yang kolot dan ndablegh (keras kepala) tidak mau menerima perubahan jaman yang terjadi dengan pesatnya sekarang.

Asli, gw bengong-bengong mendengarkan pembicaraan mereka yang berputar sekitar pola pikir dan pola hidup mereka (yang menurut gw sangat bodoh). Terasa ngga nyambung dan jauh berbeda, makanya gw berasa outcast banget ngumpul sama mereka, walaupun mereka senang dengan kehadiran gw. Tapi gw berpikir saat itu bahwa dunia gw sudah jauh berbeda dari mereka, jadi tidak mungkin pemahaman yang sama akan dapat dihasilkan dari pembicaraan-pembicaraan yang tidak nyambung itu.

So, goodbye high-schoolers.. walaupun kalian sangat menarik dan energik, tapi otak loe masih lugu bangGet.. lucu dan guoblok.. piss yee.

5. Karaokean >3 jam & <4 orang

Terus terang gw suka banget sama yang namanya karaokean, atau istilahnya teman gw check sound. Bukan cuma karena gw BISA nyanyi, dan gw BAGUS dalam menyanyi *masyaallah... kok terdengar menyombong banget yaa? padahal sih ngga ada maksud lho.. ;P
Tapi benar, gw suka banget sama kegiatan "bermimpi jadi artis penyanyi papan atas" ini.

Dulu-dulu, sewaktu pertama-tama booming karaokean, gw dan teman-teman hampir setiap miggu check sound, sampai-sampai kadangkala kita kehabisan lagu untuk dinyanyikan, karena bosan kalau menyanyi lagu itu-itu saja - walaupun ada beberapa lagu wajib nasional yang hampir selalu dinyanyikan dalam setiap eventnya.
Dan dalam setiap kali pergi, kita bisa sampai menghabiskan waktu berjam-jam dalam ruang karaoke menyanyi dan menyanyi. Pernah hanya berdua dalam ruang karaoke selama lebih dari 4 jam.
Dan dulu, tidak ada efek sampingnya setelah menyanyi selama itu.



Namun, seiring pertambahan usia, apabila melakukan kegiatan tersebut lebih dari 3 jam dengan peserta kurang dari 4 orang (dimana setiap orang kira-kira akan mendapat jatah kurang lebih 45 menit) maka keesokan harinya, atau bahkan setelahnya kita akan mengalami yang namanya hilang suara.
Serak dan sakit untuk berbicara, bahkan berlanjut ketika menghadap bos keesokan harinya. Dan hal ini sangat tidak dianjurkan - apalagi ketika ada meeting penting yang membahas mengenai pekerjaan. Believe me, sudah sangat sulit untuk berbicara masalah pekerjaan dengan kondisi paling prima, bayangkan apabila harus berbicara dengan kesakitan setiap kali mengeluarkan suara.. And believe me more when I tell you your bos won't like it a bit.

Jadi untuk karaokean / check sound / jadi artis penyanyi papan atas selama lebih dari 3 jam dengan peserta kurang dari 4 orang harus ditinggalkan.

6. Tidur seharian 

Baru kemarin ini gw alamin yang namanya tidur seharian setelah beberapa lama ngga gw lakuin.
Benar-benar berasa banget bedanya, dulu sepertinya tidur seharian itu nikmat sekali, hanya rebah-rebahan di ranjang.
Tapi sekarang.. yaa ampun, sepertinya susah banget untuk tidur seharian. Ada aja yang bikin gw merasa harus bangun dan bergerak. Padahal sudah gw paksain untuk tetap berada di ranjang (ceritanya mau bed rest.. eh mind rest deh, karena otak gw beberapa hari terakhir ini rasanya sudah ga bener banget).
Akhirnya pun gw paksain banget-banget untuk tetap di ranjang, dan mencoba memejamkan mata. Berhasil. Sekejap. Setengah jam kemudian bangun lagi.

Dari artikel yang pernah gw baca mengenai tidur, kita itu pulas tidur setelah minimal 45 menit tertidur, karena di saat ini kita mencapai tahap REM dalam tidur kita, atau Rapid Eye Movement. Dimana tahap ini merupakan tahap terakhir dalam siklus tidur yang berada diantara terlelap dan sadar. Tahap kita bermimpi menurut artikel tersebut.
Dan untuk tidur 30 menit, belum dapat dikatakan tidur yang lelap, karena tahap awal kita tertidur pun memakan waktu 20 menit dimana kita masih tetap akan terjaga oleh gangguan kecil seperti suara-suara dan lain-lain.

Setelah tidur ngga nyenyak tadi, gw terus mencoba memaksakan diri gw untuk tetap berada di ranjang dan memejamkan mata kembali, dan setelah beberapa jam berputar kanan-kiri, atas-bawah, maka akhirnya keinginan itu pun kesampaian. Lumayan terlelap. Dan beberapa jam kemudian, jam 12 malam, terbangun kembali.
Setelah itu usaha gw pun mencapai kesia-siaan, karena mata yang tidak kunjung menutup dan pikiran yang tidak kunjung diam.
Terpaksa (atau tergoda tepatnya) untuk membuka blog-blog yang cukup menarik, dan mencoba terus membaca di BB yang notabene layarnya kecil dan tulisan kecil-kecil agar mata cepat lelah dan mengantuk.
Namun, apa karena tulisan-tulisannya cukup menarik atau karena memang tubuh sudah tidak bisa dipaksakan tidur lagi, maka terjagalah gw sampai jam 5 pagi. Hasilnya: besok pagi ke kantor dengan mata merah dan tidak konsen meeting dengan bos. Selamat malam.. eh, selamat pagi.

Jadi, dengan usia yang bertambah, gw merasa kurang setuju dengan tulisan-tulisan yang mengatakan kita akan kembali bersikap seperti bayi, dimana waktu hidup kita bisa lebih banyak dihabiskan untuk tidur.
Mungkin karena banyaknya pikiran-pikiran yang mengganggu ataupun kebiasaan yang cukup menanam bibitnya di dalam memori motorik gw sehingga menyebabkan gw ngga mampu lagi untuk menghabiskan waktu seharian di atas tempat tidur.
Jadi sejak saat ini, tidur seharian harus gw masukin dalam daftar kegiatan yang tidak bisa dilakukan dengan usia gw saat ini dan ke depannya.

Comments

Popular posts from this blog

Penyesalan itu datang di akhir, kalau di awal itu Pendaftaran

AIR MATA BUAYA

BUCKET LIST